TALI RASA ADBM-MDLM
SEPASANG GARUDA JILID 20 BAB 22
Dan
beberapa saat kemudian Kyai Puspa Ngasem pun telah bergeser maju,
pandangan matanya sedikit memancarkan keheranan, menatap wajah Agung
Sedayu yang bersih dan tenang ternyata telah menimbulkan persoalan
sendiri baginya, tiba-tiba detak jantungnya telah berdetak liar dan
sulit untuk di kendalikan.
“Anak ini menyimpan sesuatu yang tidak aku mengerti,” desah Panca Sadewa dalam hatinya.
Di pinggir, Bagus Prapat telah menggeram, hatinya menjadi tidak sabar
melihat sikap kakeknya, pikirannya telah bertambah kacau saat melihat
wajah kakeknya menampakkan keraguan.
“Aku akan segera mulai,
bersiaplah Ki Tumenggung, perguruan Harya Sadewa bukanlah perguruan yang
kejam sebagaimana dituduhkan banyak orang kepada kami, bersiaplah.”
“Terima kasih Kyai, aku telah bersiap.”
Keduanya telah bersiap dan saling berhadapan, sementara itu Pangeran
Pringgalaya nampak tegang melihat sikap murid Harya Sadewa.
Kyai
Puspa Ngasem telah menggerakkan tangan kanannya merapat dan menempel di
depan dada dan tangan kirinya telah meraba lambungnya, sebuah sikap
untuk mengungkap tenaga cadangan yang tersimpan di dalam diri, sedangkan
Agung Sedayu telah merapatkan kedua telapak tangannya dan saling
menggosok dan pandangan mata menatap tajam pada tubuh lawannya.
Secepat tarikan nafas maka tubuh Kyai Puspa telah dengan sangat cepat
menyergap sosok Agung Sedayu yang masih terlihat diam itu, serangan yang
datang sangat cepat, tangannya bergerak menggapai dada, andaikan saja
yang berdiri itu seorang Untaradira tentu tidak ada kesempatan untuk
menghindar kecuali meyilangkan tangannya di muka dada, tetapi yang
berdiri itu adalah murid kinasih Panembahan Pamungkas, satu gerakan yang
melebihi kecepatan lawannya dan ternyata Agung Sedayu telah lenyap
bergeser bahkan tangan kirinya telah berkelebat menghantam bahu kiri
lawannya dengan dahsyat, sentuhan pertama yang membuat mata orang tua
itu terbelalak kaget, tubuhnya terdorong kesamping kanan.
“Hem.., luar biasa anak muda.”
Agung Sedayu hanya berdiam diri dan bersiap menghadapi serangan berikutnya.
“Terima kasih engkau telah memperingatkanku dan aku akan segera bersungguh-sungguh, bersiaplah.”
Sebuah gerakan yang sangat cepat telah kembali datang melibat Agung
Sedayu tanpa ampun, sepuluh pasang tangan telah bergerak bersamaan,
melibat dan mengurung dengan kekuatan yang sangat besar, tetapi serangan
itu nampaknya masih membentur sesuatu yang sulit digambarkan, seolah
tanpa melihat, kedua tangan Ki Tumenggung Sapta Hasta telah bergerak
dengan kecepatan yang mengagumkan, mengejar dan menangkis setiap
gempuran yang datang, selanjutnya pertempuran itu telah membuat Bagus
Prapat kebingungan dan dengan serta merta anak muda itu bergeser maju
dengan mulut ternganga.
Ternyata Ki Puspa Ngasem telah memeras
tenaganya melebihi yang diperkirakan, kecepatan gerak Agung Sedayu yang
dilambari oleh ilmu meringankan tubuh yang nyaris sempurna benar-benar
menumbuhkan persoalan tersendiri, beberapa sentuhan tajam pada tubuhnya
juga telah memberikan tanda akan kelebihan lawannya yang masih nampak
muda itu.
“Hem, Untara pada tingkatan ini sudah terhenti, tetapi
adiknya masih juga mampu mengimbangiku bahkan telah berhasil meraba
kulitku,” kata Kyai Puspa Ngasem dalam hatinya.
LOMBA KECEPATAN : Secepat tarikan nafas maka tubuh Kyai Puspa telah dengan sangat cepat menyergap sosok Agung Sedayu yang masih terlihat diam itu, serangan yang datang sangat cepat, tangannya bergerak menggapai dada, andaikan saja yang berdiri itu seorang Untaradira tentu tidak ada kesempatan untuk menghindar kecuali meyilangkan tangannya di muka dada, tetapi yang berdiri itu adalah murid kinasih Panembahan Pamungkas, satu gerakan yang melebihi kecepatan lawannya dan ternyata Agung Sedayu telah lenyap bergeser bahkan tangan kirinya telah berkelebat menghantam bahu kiri lawannya dengan dahsyat, sentuhan pertama yang membuat mata orang tua itu terbelalak kaget, tubuhnya terdorong kesamping kanan.
BalasHapusRuuuaarr biiasaa tumenggung ini bisa disejajjarkan raden sutoooo
BalasHapusMbaca kok rasanya ikut terlibat didalamnya ,dek dek rasa nya
BalasHapus❤❤❤
BalasHapus